siapakah-eks-tangan-kanan-maurizio-sarri

Siapakah Eks Tangan Kanan Maurizio Sarri

Siapakah Eks Tangan Kanan Maurizio Sarri. Di tengah gejolak skuad Juventus musim 2025/26, Luciano Spalletti dapat kabar baik dengan bergabungnya Giovanni Martusciello sebagai kolaborator teknis. Pria berusia 54 tahun ini bukan nama baru di Serie A; ia dikenal sebagai eks tangan kanan Maurizio Sarri, yang pernah bantu bangun dinasti di Napoli dan Chelsea. Pengumuman ini muncul hanya sehari setelah Spalletti ambil alih kursi pelatih, gantikan Igor Tudor yang dipecat usai start buruk. Martusciello, dengan pengalaman luas sebagai asisten dan pelatih interim, langsung jadi sorotan karena hubungannya yang panjang dengan Spalletti sejak era 1990-an. Bagi fans Bianconeri, ini langkah cerdas: bawa kecerdasan taktik Sarri ke era baru, tapi dengan sentuhan lama Spalletti. Di usia Juventus yang lagi rebuild, Martusciello bisa jadi kunci stabilkan lini tengah yang goyah. Sorotan kini ke bagaimana sosok ini, yang pernah sumbang Scudetto 2019/20, ubah nasib tim Turin. MAKNA LAGU

Latar Belakang Karier Giovanni Martusciello: Siapakah Eks Tangan Kanan Maurizio Sarri

Giovanni Martusciello lahir di Assisi, Italia, pada 1971, dan mulai karir sebagai pemain di level Serie C dengan klub lokal seperti Perugia dan Empoli. Ia pensiun dini usia 30-an karena cedera, tapi langsung lompat ke bangku pelatih sebagai asisten. Awal mula suksesnya di Empoli pada 2000-an, di mana ia bantu bangun tim promosi ke Serie A lewat taktik disiplin dan rotasi pintar. Di sana, ia pertama kali kolaborasi dengan Spalletti, yang latih Empoli saat itu—hubungan mentor-murid yang bertahan hingga kini.

Sejak 2010, Martusciello naik kelas ke klub besar. Ia asisten di Udinese, lalu pindah ke Napoli di bawah Sarri pada 2015, di mana ia belajar filosofi “Sarriball”: penguasaan bola tinggi, pressing intensif, dan transisi cepat. Di Napoli, Martusciello tangani analisis lawan dan pengembangan pemain muda, bantu tim raih runner-up Serie A dua kali berturut-turut. Kariernya tak berhenti di situ; ia interim latih Empoli pada 2016, raih tujuh kemenangan dari 12 laga sebelum diganti. Pengalaman ini bentuk ia jadi pelatih serbabisa: paham taktik defensif ala Italia, tapi fleksibel adaptasi gaya menyerang. Di usia 54, Martusciello punya rekor 70 persen kemenangan sebagai asisten, angka yang bikin klub top incar jasanya. Ini fondasi kuat buat peran barunya di Juventus, di mana ia tak lagi sekadar asisten, tapi kolaborator teknis dengan otonomi lebih besar.

Peran Krusial sebagai Tangan Kanan Maurizio Sarri: Siapakah Eks Tangan Kanan Maurizio Sarri

Martusciello jadi tangan kanan Sarri sejak era Napoli, tapi puncaknya di Juventus musim 2019/20. Saat Sarri ambil alih dari Allegri, Martusciello ikut pindah sebagai asisten utama, tanggung jawab lini tengah dan set-piece. Ia yang rancang pola pressing tinggi yang bantu Juventus raih Scudetto ke-35, meski kalah di Liga Champions. Di Turin, Martusciello sering disebut “otak kedua” Sarri: ia analisis video lawan hingga detail, sesuaikan formasi 4-3-3 Sarri dengan pemain seperti Bentancur dan Rabiot. Prestasi itu tak terlupakan; Juventus dominasi penguasaan bola 62 persen rata-rata, lepas 15 tembakan per laga—tertinggi Serie A saat itu.

Setelah Sarri pindah ke Lazio 2021, Martusciello ikut lagi sebagai asisten, bantu tim raih semifinal Coppa Italia. Di sana, ia fokus pengembangan pemain muda seperti Pedro, yang cetak delapan gol musim itu berkat drill khusus Martusciello. Hubungan mereka seperti saudara: Sarri sering puji Martusciello sebagai “yang bikin idenya hidup di lapangan.” Ini tak cuma soal taktik; Martusciello juga tangani manajemen skuad, kurangi konflik internal yang sering ganggu Sarri. Pengalaman ini bikin ia spesialis “Sarriball”—gaya yang kini Spalletti adaptasi di Juventus, campur dengan pressing ala Inter-nya dulu. Bagi fans, Martusciello wakili era Sarri yang manis di Turin, di mana Juventus tak lagi sekadar juara domestik, tapi punya identitas Eropa.

Karier Terbaru dan Alasan Gabung Juventus

Sebelum kembali ke Turin, Martusciello jalani petualangan singkat di Salernitana paruh kedua 2024. Ia interim latih tim usai pemecatan pelatih sebelumnya, raih empat kemenangan dari 10 laga—cukup selamatkan klub dari degradasi. Di sana, ia terapkan variasi Sarriball dengan formasi 3-5-2, bukti fleksibilitasnya. Tawaran Juventus datang cepat setelah Spalletti diumumkan akhir Oktober 2025; kontraknya jangka pendek hingga akhir musim 2025/26, dengan opsi perpanjang kalau sukses.

Alasannya sederhana: hubungan lama dengan Spalletti, yang latih Inter 2017-19 saat Martusciello bagian staf teknis. Spalletti sebut Martusciello “teman dan ahli taktik yang tak tergantikan,” terutama buat stabilkan lini tengah Juventus yang bocor enam gol di lima laga awal. Di skuad baru, Martusciello tugas integrasi pemain seperti Teun Koopmeiners, yang butuh pola pressing khasnya. Ini langkah strategis Juventus: bawa pengalaman Sarri tanpa drama, plus sentuhan Spalletti untuk rebuild. Martusciello sendiri bilang, “Kembali ke Turin seperti pulang—saya siap bantu Spalletti bangun tim juara lagi.” Dengan start buruk musim ini, kehadirannya bisa jadi katalisator, apalagi jelang derby lawan Inter akhir pekan.

Kesimpulan

Giovanni Martusciello, eks tangan kanan Maurizio Sarri, jadi tambahan berharga di skuad Luciano Spalletti di Juventus. Dari latar belakang pemain hingga asisten sukses di Napoli dan Turin, peran krusialnya di era Sarri bukti kecerdasan taktiknya. Karier terbaru di Salernitana dan kini di Turin tunjukkan ia pelatih adaptif yang paham tuntutan klub besar. Bagi Juventus yang lagi goyah, Martusciello bukan sekadar nama; ia jembatan masa lalu dan masa depan, bawa semangat Scudetto ke era baru. Fans Bianconeri harap ini awal kebangkitan—dengan tangan kanan seperti dia, Spalletti punya senjata kuat. Serie A 2025/26 makin seru, dan Martusciello siap ukir babak baru di Turin.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

 

More From Author

paulo-dybala-sedang-berada-di-ujung-jalan-as-roma

Paulo Dybala Sedang Berada di Ujung Jalan AS Roma

sesko-bermain-dengan-canggung-di-manchester-united

Sesko Bermain Dengan Canggung di Manchester United

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *