alasan-juventus-tidak-mudah-dikalahkan-musim-ini

Alasan Juventus Tidak Mudah Dikalahkan Musim Ini

Alasan Juventus Tidak Mudah Dikalahkan Musim Ini. Juventus kembali jadi momok di Serie A musim 2025/2026, dengan start yang bikin lawan-lawan gelisah. Setelah lima laga pembuka, Bianconeri kumpulkan 12 poin dari empat kemenangan dan satu kekalahan, duduk nyaman di posisi tiga klasemen. Mereka cetak sembilan gol tapi cuma kebobolan tiga—angka pertahanan terbaik di liga sejauh ini. Di bawah Thiago Motta, yang ambil alih musim panas lalu, Juventus tak lagi tim yang rapuh seperti dua musim sebelumnya. Kekalahan tipis 1-0 dari Inter Milan pekan lalu jadi satu-satunya noda, tapi tren unbeaten di kandang dan serangan balik mematikan bikin mereka sulit ditembus. Di tengah jadwal padat UCL lawan Ajax besok, alasan kenapa Juventus tak mudah dikalahkan jadi topik hangat. Ini bukan keberuntungan—ini hasil strategi cerdas dan skuad yang lapar. Mari kita kupas lebih dalam. BERITA BOLA

Pertahanan Kokoh yang Jadi Fondasi Utama: Alasan Juventus Tidak Mudah Dikalahkan Musim Ini

Yang bikin Juventus sulit dikalahkan musim ini adalah tembok pertahanan mereka yang seperti besi cor. Di lima laga, mereka cuma kebobolan tiga gol, dengan clean sheet di tiga pertandingan—termasuk kemenangan 2-0 atas Napoli dan 3-0 kontra Lazio. Motta terapkan formasi 3-5-2 yang solid, di mana Gleison Bremer dan Federico Gatti jadi duo impitabel di pusat. Bremer, kapten sementara, menang 80 persen duel udara musim ini, sementara Gatti tambah agresivitas dengan intersepsi rata-rata dua per laga. Kiper Wojciech Szczęsny, yang pulih dari cedera ringan, kontribusi besar: saves rate 85 persen, termasuk blok krusial penalti lawan Roma.

Ini beda jauh dari musim lalu, di mana Juventus kebobolan 30 gol di paruh pertama musim. Motta ubah mental skuad: latihan defensif intensif setiap hari, fokus positioning dan pressing kolektif. Hasilnya, lawan kesulitan ciptakan peluang—expected goals lawan cuma 0,8 per laga, terendah di Serie A. Bahkan saat kalah dari Inter, mereka tahan gempuran 15 tembakan dengan cuma satu on target. Pertahanan ini bukan cuma bertahan; ia transisi cepat ke serangan, bikin Juventus jadi tim yang tak bisa diremehkan. Lawan mulai takut: pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, bilang pasca-laga persahabatan, “Juventus seperti dinding bergerak.”

Kontribusi Pemain Kunci dan Kedalaman Skuad

Juventus tak mudah dikalahkan karena bintang-bintangnya lagi on fire, ditopang rotasi cerdas Motta. Dusan Vlahovic jadi ujung tombak mematikan: lima gol dari lima laga, termasuk brace lawan Napoli yang bikin ia puncaki chart top skor Serie A. Striker Serbia itu tak lagi egois—ia ciptakan tiga assist, manfaatkan chemistry dengan Federico Chiesa di sayap. Chiesa, yang sempat diragukan pasca-cedera, kini starter reguler: dua gol dan dua assist, dengan dribel sukses 70 persen yang bikin pertahanan lawan panik.

Di lini tengah, Weston McKennie dan Manuel Locatelli jadi jangkar: McKennie menang 65 persen duel, sementara Locatelli akurasi umpan 92 persen. Motta pintar rotasi—ia ganti Manuel Ugarte dengan Khephren Thuram di laga tengah minggu, hindari kelelahan. Kedalaman ini krusial: cadangan seperti Teun Koopmeiners siap kontribusi kapan saja, cetak gol penalti lawan Lazio. Absennya Adrien Rabiot karena skorsing tak ganggu ritme, karena Thuram langsung isi sepatu. Ini hasil rekrutmen musim panas: tambahan Koopmeiners €50 juta dari Atalanta beri kreativitas ekstra. Pemain kunci ini tak cuma skill; mental mereka baja—Motta bangun budaya “tak pernah menyerah”, seperti saat comeback 2-1 lawan Milan dari ketinggalan satu gol.

Strategi Taktik Motta dan Adaptasi Musim Ini

Thiago Motta jadi arsitek utama kenapa Juventus sulit ditaklukkan. Gaya Italia modernnya—possession 58 persen rata-rata, tapi pressing tinggi saat kehilangan bola—bikin lawan frustrasi. Di laga lawan Inter, meski kalah, Juventus kuasai bola 55 persen dan ciptakan 10 peluang, tunjukkan adaptasi cepat. Motta ubah pola dari era Allegri yang defensif: sekarang, wing-back Filip Kostić dan Andrea Cambiaso banjiri sayap, ciptakan overload yang bikin pertahanan lawan kewalahan. Ini terbukti di kemenangan 3-0 atas Lazio: tiga gol lahir dari transisi cepat dalam 20 detik.

Adaptasi musim ini juga soal fleksibilitas. Saat Vlahovic absen satu laga karena sakit, Motta geser Chiesa ke depan dan Arkadiusz Milik jadi false nine—hasil seri 1-1 lawan Bologna yang tetap aman. Motta belajar dari kegagalan musim lalu: kurangi gol bunuh diri dengan analisis video harian, dan tingkatkan set-piece—40 persen gol mereka lahir dari situasi mati. Di UCL, start bagus lawan Ajax (prediksi menang 2-0) bakal uji strategi ini lebih jauh. Secara keseluruhan, taktik Motta bikin Juventus tak predictable: lawan tahu apa yang datang, tapi sulit hentikan.

Kesimpulan: Alasan Juventus Tidak Mudah Dikalahkan Musim Ini

Juventus tak mudah dikalahkan musim 2025/2026 karena perpaduan sempurna: pertahanan kokoh, pemain kunci yang lapar, dan strategi Motta yang cerdas. Dari tembok Bremer-Szczesny hingga brace Vlahovic, skuad ini bangkit dari bayang masa lalu. Satu kekalahan tak ubah fakta: Bianconeri lagi di jalur juara, dengan potensi unbeaten run panjang. Di tengah persaingan ketat dari Inter dan Milan, Juventus jadi tim yang bikin Serie A lebih seru. Pekan depan lawan Atalanta, saatnya bukti lagi—mereka siap gigit balik. Forza Juve, musim ini milik kalian.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

More From Author

latihan-terbaik-ala-kevin-de-bruyne

Latihan Terbaik ala Kevin De Bruyne

total-delapan-pemain-inter-milan-ini-sudah-mencetak-gol

Total Delapan Pemain Inter Milan Ini Sudah Mencetak Gol

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *