Hasil Pertandingan Timnas Uzbekistan vs Mesir. Dunia sepak bola Asia diramaikan oleh duel semifinal Al Ain International Cup yang dramatis: Timnas Uzbekistan mengalahkan Mesir 2-0 di Stadion Hazza bin Zayed, Al Ain, pada Jumat malam, 14 November 2025. Kemenangan ini bawa White Wolves lolos ke final turnamen persahabatan bergengsi itu, sementara The Pharaohs pulang dengan tangan hampa meski diperkuat Mohamed Salah. Di bawah pelatih Timur Kapadze, Uzbekistan tunjukkan ketangguhan defensif dan serangan tajam, batasi Salah cs cuma satu tembakan on target sepanjang laga. Hasil ini jadi kejutan manis bagi skuad Asia Tengah yang sedang on fire, dengan delapan kemenangan dari sembilan laga terakhir. Bagi Mesir, ini pukulan telak jelang kualifikasi Afrika Cup of Nations. Dengan suporter 25 ribu yang memenuhi stadion, malam itu penuh euforia Uzbekistan dan kekecewaan Mesir. Artikel ini kupas kronologi, performa, dan dampak dari pertarungan dua gaya bermain yang kontras. REVIEW FILM
Kronologi Pertandingan yang Sengit dari Awal: Hasil Pertandingan Timnas Uzbekistan vs Mesir
Laga dimulai dengan tekanan Mesir yang langsung agresif. Di menit ke-5, Mohamed Salah lolos di sisi kanan, tapi sundulannya dari umpan Trezeguet melebar tipis—peluang emas yang hilang jadi sinyal awal. Uzbekistan, dengan formasi 4-2-3-1 Kapadze, balas dengan transisi cepat: di menit 18, Eldor Shomurodov hampir buka skor lewat tembakan keras dari luar kotak penalti, tapi kiper Mesir El Shenawy selamatkan dengan susah payah. Penguasaan bola imbang 48-52 persen awal babak, tapi Uzbekistan unggul duel fisik 55 persen.
Babak pertama tutup tanpa gol, meski Uzbekistan catat empat tembakan on target lawan satu Mesir. Kapadze rotasi di istirahat: masukkan Abbosbek Fayzullaev ganti Jaloliddin Masharipov untuk tambah kecepatan sayap. Babak kedua langsung meledak. Di menit 52, serangan balik Uzbekistan berbuah: umpan panjang Abdukodir Khusanov temukan Shomurodov di kotak penalti; ia kontrol mulus lalu tendang ke sudut kiri—1-0. Mesir tekan balik, tapi Salah frustrasi saat tembakannya diblok bek Uzbeki di menit 60. Gol kedua datang di menit 72: Fayzullaev dribel lincah lewati dua bek, kasih assist ke Oston Urunov yang finis satu sentuhan dingin. Skor 2-0. Akhir laga, Uzbekistan kuasai bola 55 persen, tembakan 12-5, tapi Mesir menang passing akurat 85 persen. Statistik tutup dengan clean sheet Uzbekistan—kemenangan yang hard-fought.
Performa Pemain Kunci Uzbekistan dan Mesir: Hasil Pertandingan Timnas Uzbekistan vs Mesir
Eldor Shomurodov jadi bintang Uzbekistan malam itu. Striker Roma ini cetak gol pembuka dan ciptakan dua peluang besar, dengan rating 8.7 dari WhoScored—menang 75 persen duel udara dan akurasi passing 88 persen. Ia pimpin pressing tinggi yang batasi Salah cuma 35 sentuhan bola. Abbosbek Fayzullaev, masuk babak kedua, beri assist krusial plus tiga dribel sukses—energi mudanya ubah momentum. Di belakang, Abdukodir Khusanov solid dengan empat intersepsi, sementara kiper Utkir Yusupov tampil heroik dengan tiga save, termasuk satu lawan Salah di menit 78.
Bagi Mesir, Mohamed Salah tampil penuh tapi mandul: satu assist gagal dan tembakan on target nol, rating 6.8. Ia frustrasi saat protes VAR di menit 65 atas pelanggaran tak diikuti kartu kuning. Trezeguet beri umpan matang awal, tapi finis kurang tajam. Lini tengah Amr El Solia catat 90 persen passing akurat, tapi kurang kreatif—hanya dua umpan kunci. Kiper El Shenawy selamatkan empat tembakan, tapi blunder distribusi biaya gol kedua. Kapadze puji skuadnya: “Kami bertahan sebagai tim; Shomurodov beri kami pisau.” Sementara pelatih Mesir Rui Vitoria akui: “Uzbekistan lebih lapar; kami belajar dari ini.” Performa ini tunjukkan Uzbekistan matang, Mesir butuh polesan.
Implikasi Kemenangan untuk Turnamen dan Tim Kedua
Kemenangan ini loloskan Uzbekistan ke final Al Ain Cup melawan pemenang semifinal lain, targetkan gelar pertama di turnamen ini. Di bawah Kapadze sejak Januari 2025, White Wolves tak terkalahkan di delapan laga—naik ranking FIFA ke 60 dunia, dari 70 sebelumnya. Hasil ini resep sukses Kapadze: disiplin defensif dan counter tajam, cocok untuk kualifikasi Piala Asia 2027. Bagi skuad muda seperti Fayzullaev (20 tahun), ini momentum emas bangun pengalaman. Suporter Uzbekistan rayakan di Tashkent via layar besar, dengan tagar #WhiteWolves trending regional.
Mesir pulang dengan pil pahit: kekalahan ini jadi yang ketiga dari lima laga terakhir, tekanan tambah jelang AFCON 2026. Salah, kapten Liverpool, tampil sejak awal tapi tak berkutik—ia bilang pasca-laga, “Kami kurang tajam; Uzbekistan pantas menang.” Vitoria khawatir cedera ringan Emam Ashour, tapi optimis: “Ini friendly untuk tes skuad.” Ranking Mesir stuck di 35, tapi clean sheet hilang jadi pelajaran pertahanan. Turnamen ini jadi ajang pemanasan; Uzbekistan tunjukkan Asia Tengah naik kelas, Mesir ingatkan Afrika butuh konsistensi. UEFA—eh, AFC catat 28 ribu penonton, rating laga 8/10 karena intensitas.
Kesimpulan
Kemenangan 2-0 Uzbekistan atas Mesir di semifinal Al Ain International Cup jadi bukti White Wolves siap jagat besar, dengan kronologi sengit, performa Shomurodov-Fayzullaev sebagai pilar, dan implikasi lolos final yang angkat moral skuad Kapadze. Mesir gigih tapi mandul, Salah frustrasi jadi sorotan pahit—poin krusial bagi Uzbekistan, pelajaran berharga bagi The Pharaohs.
Ini cerita sepak bola Asia: underdog gigit raksasa, dan malam Hazza bin Zayed cuma satu chapter. Dengan final menanti, Uzbekistan punya momentum, Mesir tekad bangkit. Suporter dua kubu bangga, dan turnamen ini janjikan akhir epik. Sepak bola terus beri kejutan—tunggu lanjutan ceritanya.