Gian Piero Gasperini Memuji Tinggi Permainan Dovbyk. Dunia sepak bola Italia kembali diramaikan oleh pujian tulus dari seorang taktisi ulung, Gian Piero Gasperini, pelatih AS Roma yang memuji tinggi permainan Artem Dovbyk setelah kemenangan 2-1 atas Rangers di fase grup Liga Europa pada 6 November 2025. Striker asal Ukraina itu jadi pahlawan malam itu dengan gol penentu di menit ke-72, sundulan akurat dari umpan silang Lorenzo Pellegrini yang bikin Stadion Olimpico bergemuruh. Gasperini, yang dikenal dengan gaya permainan intens dan pressing tinggi, tak segan bilang Dovbyk “sudah berkembang pesat” dan “bisa jadi kunci serangan kami musim ini”. Ini bukan pujian pertama; sejak Dovbyk gabung dari klub Spanyol musim panas lalu, Gasperini sering soroti adaptasi cepat sang pemain di Serie A. Di tengah start musim Roma yang naik-turun—posisi keenam klasemen dengan 18 poin dari 11 laga—kontribusi Dovbyk jadi angin segar. Bagi penggemar Giallorossi, ini pengingat bahwa transfer 30 juta euro itu bukan sia-sia, meski tantangan Eropa masih panjang. Pujian Gasperini tak cuma kata-kata; ia tunjukkan kepercayaan dengan beri menit lebih, dan malam itu membuahkan hasil manis. BERITA TERKINI
Latar Belakang Pujian Gasperini Pasca-Kemenangan Atas Rangers: Gian Piero Gasperini Memuji Tinggi Permainan Dovbyk
Pujian Gasperini datang tepat setelah peluit akhir laga kontra Rangers, di mana Roma bangkit dari ketinggalan satu gol lewat kerja sama tim yang solid. Dovbyk, yang masuk sebagai starter untuk pertama kalinya di kompetisi Eropa musim ini, tampil penuh 90 menit dengan dua tembakan tepat sasaran dan 75 persen duel udara dimenangkan. Gasperini di ruang pers bilang, “Artem sudah berkembang banyak. Ia tak lagi ragu di kotak penalti, dan itu yang kami butuhkan.” Ini lanjutan dari komentarnya sebulan lalu, saat Dovbyk cetak gol keduanya di Serie A lawan tim papan bawah, di mana ia sebut finishing Ukraina itu “seperti pisau bedah”. Latar pujian ini juga terkait adaptasi Dovbyk di Italia: setelah musim gemilang di Spanyol dengan 24 gol, ia butuh waktu sesuaikan ritme Serie A yang lebih defensif. Gasperini, yang baru pegang kendali Roma sejak Juni 2025, pilih strategi bertahap: awal musim, Dovbyk sering sub, tapi kini jadi starter reguler di tujuh laga terakhir. Kemenangan atas Rangers—tim Skotlandia yang tangguh—jadi bukti: Roma kuasai bola 58 persen, tapi gol Dovbyk lahir dari transisi cepat ala Gasperini. Pujian ini tak lepas dari konteks tim: Roma butuh poin Eropa untuk angkat moral jelang derby akhir pekan, dan Dovbyk jadi simbol perubahan positif.
Performa Terkini Dovbyk di Bawah Asuhan Gasperini: Gian Piero Gasperini Memuji Tinggi Permainan Dovbyk
Artem Dovbyk, berusia 28 tahun, tunjukkan kelasnya sejak gabung Roma. Musim ini, ia sudah kumpulkan empat gol dan dua assist dari 12 penampilan di semua kompetisi—angka sederhana tapi krusial, mengingat ia saingi posisi dengan Tammy Abraham yang cedera panjang. Di laga Rangers, gol sundulannya bukan kebetulan: ia posisi sempurna di kotak penalti, kalahkan bek lawan dengan lompatan 2,1 meter. Gasperini puji aspek itu: “Ia paham ruang, tak egois, dan siap bantu tim bertahan.” Performa ini beda dari awal musim, di mana Dovbyk kesulitan adaptasi—hanya satu gol di lima laga Serie A pertama. Tapi, latihan intens Gasperini, fokus ke positioning dan pressing, ubah itu: Dovbyk kini rata-rata 1,8 tembakan per laga, naik dari 1,2 di Spanyol. Ia juga kontribusi di derby September lalu, saat masuk sub dan ciptakan peluang untuk Lorenzo Pellegrini. Gasperini sebut Dovbyk “alat tajam” yang tergantung penggunaan—mirip komentarnya soal Evan Ferguson, rekan setimnya. Di Eropa, ini gol kedua Dovbyk; yang pertama lawan tim Turki di matchday kedua. Performa ini tak lepas dari dukungan: Gasperini beri kebebasan bergerak, beda dari pelatih sebelumnya yang lebih kaku. Bagi Ukraina, ini juga modal bagus jelang kualifikasi Piala Dunia, di mana Dovbyk dipanggil rutin.
Dampak Pujian Gasperini bagi Tim Roma dan Karier Dovbyk
Pujian Gasperini tak cuma angkat hati Dovbyk, tapi juga tim secara keseluruhan. Roma, yang sempat goyah dengan dua kekalahan awal musim, kini naik ke peringkat keenam—hanya tiga poin dari zona Liga Champions. Gol Dovbyk lawan Rangers bantu tim raih tiga poin krusial, angkat posisi di grup Eropa dari ketiga ke kedua. Gasperini bilang, “Artem bikin lini depan lebih hidup; ia ciptakan ruang untuk yang lain.” Ini dorong pemain muda seperti Nicola Zalewski untuk lebih agresif, sementara veteran seperti Bryan Cristante puji Dovbyk sebagai “partner ideal”. Dampaknya luas: suporter Roma, yang awalnya ragu transfer itu, kini nyanyi nama Dovbyk di Olimpico. Bagi karier Dovbyk, pujian ini perkuat posisinya—kontrak hingga 2029 terasa aman, dan rumor minat dari klub Inggris mereda. Ia bilang di wawancara pasca-laga, “Gasperini bantu saya paham permainan Italia; ia seperti ayah di lapangan.” Secara lebih luas, ini tunjukkan visi Gasperini sukses: campur talenta baru seperti Dovbyk dan Ferguson dengan skuad inti, hasilkan permainan seimbang. Di Serie A, Roma targetkan top empat; di Eropa, 16 besar jadi mimpi realistis. Pujian ini juga inspirasi bagi striker muda Ukraina, bukti adaptasi di liga top butuh kesabaran dan dukungan pelatih.
Kesimpulan
Pujian Gian Piero Gasperini pada permainan Artem Dovbyk setelah kemenangan atas Rangers jadi momen manis di musim Roma yang penuh liku. Dari latar pujian pasca-laga, performa Dovbyk yang semakin matang, hingga dampak positif bagi tim dan karier sang striker, semuanya tunjukkan sinergi pelatih-pemain yang solid. Gasperini tak salah pilih kata: Dovbyk memang berkembang pesat, dari pemburu gol di Spanyol jadi tulang punggung serangan Giallorossi. Di tengah jadwal padat November ini, kontribusi seperti ini bisa angkat Roma ke level atas—entah di Serie A atau Eropa. Bagi penggemar, ini cerita sukses: transfer cerdas, adaptasi cepat, dan pujian tulus yang bikin sepak bola lebih hidup. Dovbyk siap lanjut cetak gol, Gasperini siap pimpin, dan Roma siap tempur. Malam 6 November mungkin baru awal, tapi sudah janjikan akhir bahagia.