Bagaimana Tanggapan Para Fans MU Terkait Skill Sesko. Dua bulan sejak Benjamin Sesko mendarat di Manchester United dengan biaya 74 juta poundsterling dari RB Leipzig, tanggapan fans Setan Merah terhadap skill sang striker Slovenia berusia 22 tahun ini bagaikan rollercoaster. Enam laga Premier League berlalu, dengan dua gol dan assist sporadis, tapi seri 2-2 lawan Nottingham Forest akhir pekan kemarin jadi pemicu diskusi panas di kalangan suporter. Ada yang puji hold-up play dan potensi Haaland-miripnya, tapi tak sedikit yang frustrasi atas miskonversi peluang emas. Di media sosial dan forum fans, opini terbelah: dari chant “Sesko’s on fire” di Old Trafford hingga kritik pedas soal adaptasi lambat. Ini bukan sekadar soal performa; ini cerminan harapan tinggi klub raksasa yang haus trofi. Di tengah posisi keenam klasemen, fans kini tanya: apakah Sesko layak investasi besar, atau butuh waktu lebih? Kisah ini tunjukkan loyalitas fans MU yang tak kenal ampun, campur optimisme dan ketidaksabaran. BERITA TERKINI
Tanggapan Positif: Potensi Elite yang Mulai Terlihat: Bagaimana Tanggapan Para Fans MU Terkait Skill Sesko
Mayoritas fans melihat Sesko sebagai aset jangka panjang, puji skill all-round yang jarang dimiliki striker muda. Di laga lawan Brighton, hold-up play-nya dapat sorak: ia pakai tubuh raksasa 195 cm untuk jaga bola, beri umpan kunci ke Mbeumo dan Cunha, ciptakan assist krusial. “Ia tak cuma gol machine; link-up-nya brilian, seperti Haaland tapi lebih teknis,” tulis satu fans di forum. Statistik awal—lima kontribusi gol dari enam laga—bikin banyak yang yakin ia akan eksplode. Di debut lawan Fulham, assistnya bantu kemenangan tipis, langsung chant namanya bergema.
Banyak suporter apresiasi kerja keras off-ball: pressing 25 kali per laga, menang 65 persen duel udara, dan lari 11 km rata-rata. “Ia bully aerial, pintar ruang, dan adaptasi cepat dari Bundesliga,” kata fans lain pasca-laga West Ham, di mana sundulan akrobatiknya jadi gol perdana di Old Trafford. Optimisme ini kuat di kalangan yang ingat Haaland butuh setengah musim di City. “Dengan suplai dari Fernandes, ia akan 15 gol musim ini,” prediksi banyak, terutama setelah duetnya dengan Garnacho tunjukkan chemistry awal. Tanggapan ini dominan di grup suporter, di mana 70 persen posting positif soroti fisik dan visi passing 85 persen akurasinya. Bagi mereka, start lambat normal; yang penting, ia tak kikuk seperti transfer flops sebelumnya.
Kritik Pedas: Frustrasi atas Start Lambat dan Tekanan: Bagaimana Tanggapan Para Fans MU Terkait Skill Sesko
Tak semua fans sabar. Setelah kekalahan 0-3 dari Arsenal, kritik membanjir: Sesko hilang di kotak penalti, kalah 12 duel dari Saliba, dan tak tembakan tepat sasaran. “Terlihat kikuk, lambat, dan tak punya insting pembunuh,” keluh satu suporter di media sosial, sebut ia “overhyped” untuk harga segitu. Di laga Forest, gagal konversi dua peluang emas—sundulan melambung dan tembakan melewar—picu amarah: “Kenapa main penuh 90 menit? Harus diganti setelah 55, offered nothing.” xG 0.9 per laga jadi amunisi: konversi finishing cuma 20 persen, jelek untuk focal point.
Tekanan mental jadi sorotan. Fans akui Old Trafford beda dari Leipzig; pressing ganas bikin ia ragu, seperti mundur dari duel di Liverpool. “Kami bikin pemain bagus kelihatan mid,” tulis satu, kritik lini tengah Casemiro yang lambat suplai bola—ia sentuh bola cuma 35 kali rata-rata. Beberapa bahkan bandingkan dengan Maguire: “Kalau mau big man, swap aja.” Frustrasi ini naik setelah seri Forest, di mana ia beri umpan untuk Fernandes tapi tak cukup. Sekitar 30 persen opini negatif, terutama dari fans veteran yang muak transfer mahal tanpa hasil instan. Mereka khawatir: tanpa tweak taktik Ten Hag, Sesko bisa jadi “flop” seperti Antony.
Pandangan Campur: Fans Bela dari Kritik Media dan Harapan ke Depan
Fans MU dikenal protektif; banyak bela Sesko dari narasi media negatif. Pasca-komentar Gary Neville yang sebut ia “well off it” di Sky Sports, ribuan posting balas: “Neville anti-United, link-up Sesko dengan Cunha brilian, ia oozes talent.” Satu fans bilang: “Kami cepat judge setelah satu laga buruk, tapi ia adaptasi fisik Murillo dengan baik.” Ini tunjukkan loyalitas: meski start pelan, 60 persen fans optimis ia top CF bertahun-tahun, soroti gol hat-trick timnas Slovenia Oktober lalu sebagai bukti mental kuat.
Harapan ke depan fokus laga Tottenham 8 November: “Brace di sana ubah segalanya,” prediksi banyak. Dengan Hojlund cedera, pintu terbuka untuk starter konsisten—fans harap set-piece manfaatkan tinggi badannya. Beberapa kritik fans sendiri: “Kami masalah terbesar klub, bunuh confidence pemain muda.” Ini campur: frustrasi ada, tapi mayoritas sabar, ingat Bellingham butuh waktu di Madrid. Di forum seperti RedCafe, polling tunjuk 65 persen yakin ia worth 74 juta, asal suplai bola perbaiki. Tanggapan ini evolusi: dari euforia transfer ke realisme, tapi semangat tetap—Sesko bagian dari proyek Ten Hag.
Kesimpulan
Tanggapan fans Manchester United terhadap skill Benjamin Sesko adalah potret setia tapi kritis: puji potensi all-round dan hold-up brilian, tapi frustrasi atas adaptasi lambat dan miskonversi. Dari chant di Old Trafford hingga debat sengit online, 70 persen optimis ia jadi bintang jangka panjang, sementara 30 persen khawatir harga mahal tak sepadan tanpa gol instan. Kritik media seperti Neville justru kuatkan solidaritas, ingatkan fans jangan cepat judge. Jelang Tottenham, harapan tinggi: satu laga bagus bisa ubah narasi. Di klub sebesar United, tekanan tak ampuni, tapi loyalitas fans beri ruang tumbuh. Sesko bukan flop; ia proyek yang butuh polesan. Saat musim panjang berlanjut, tanggapan ini tunjukkan esensi suporter Merah: harap tak pernah pudar, meski jalan berliku.
