5 Kerugian Terbesar MU di Bursa Transfer Musim Ini. Musim panas 2025 jadi mimpi buruk bagi Manchester United di bursa transfer. Di bawah Ruben Amorim yang baru datang sebagai pelatih, Setan Merah habiskan lebih dari £250 juta untuk rekrutmen, tapi hasil awal musim—kalah dari Brighton dan imbang lawan Fulham—bikin fans bertanya-tanya: ceroboh kah? Dari gagal rebut target utama hingga jual aset berharga dengan harga murah, lima kerugian terbesar ini soroti ketidakefisienan manajemen. Dengan posisi delapan di Premier League setelah lima laga, Amorim harus benahi skuad cepat sebelum terlambat. Ini bukan cuma soal uang, tapi visi jangka panjang yang kacau.
Kerugian 1: Gagal Dapatkan Liam Delap, Target Striker Utama MU
Amorim butuh penyerang tajam untuk ganti Rasmus Hojlund yang gagal adaptasi, tapi United kehilangan Liam Delap dari Ipswich ke Chelsea seharga £30 juta—tepat klausul pelepasan. Delap, 22 tahun, cetak 12 gol di Championship musim lalu, cocok dengan gaya serang cepat Amorim. United tawarkan £28 juta, tapi terlambat; Chelsea langsung ambil. Ini bukan cuma soal striker muda berbakat, tapi peluang ciptakan ikon seperti Haaland di City. Kini, United terpaksa pinjam Benjamin Sesko dari Leipzig seharga £66 juta plus add-ons, yang masih adaptasi lambat—baru satu gol dari tiga laga sub. Kerugian finansial? £30 juta hilang, plus overpay untuk Sesko yang belum terbukti di Premier League. Ceroboh: scouting telat, negosiasi lemah.
Kerugian 2: Jual Alejandro Garnacho ke Chelsea dengan Harga Rendah
Alejandro Garnacho, wonderkid 20 tahun Argentina, dijual permanen ke Chelsea akhir Agustus seharga £45 juta—setengah dari nilai pasarnya £90 juta menurut Transfermarkt. Garnacho, dengan 10 gol musim lalu, jadi aset homegrown berharga, tapi Amorim anggap ia tak cocok sistem 3-4-3. Chelsea langsung manfaatkan: Garnacho cetak brace di debut lawan Liverpool. United rugi besar karena undervalued aset muda; bandingkan dengan sepak bola Liverpool yang jual Carvalho £40 juta meski jarang main. Uang £45 juta itu seharusnya buat beli gelandang seperti Carlos Baleba dari Brighton, tapi gagal karena harga £60 juta terlalu mahal. Kini, sayap United lemah—Amad Diallo cedera, Antony flop. Ini contoh klasik: jual murah, beli mahal, tinggalkan lubang skuad.
Kerugian 3: MU Kehilangan Marcus Rashford ke Barcelona Secara Gratis (Loan Tanpa Biaya)
Marcus Rashford, kapten masa depan dan ikon United, pindah pinjam ke Barcelona pada 23 Juli tanpa biaya transfer—hanya gaji parsial ditanggung. Rashford, dengan 30 gol musim 2022-23, alami penurunan: cuma 8 gol musim lalu karena masalah pribadi dan bentuk buruk. Tapi, pinjaman ini tanpa opsi beli atau biaya, artinya United bisa kehilangan ia gratis musim depan jika Barca aktifkan klausul. Amorim bilang Rashford “butuh restart,” tapi ini kerugian emosional dan finansial: gaji £300 ribu seminggu hilang dari beban, tapi potensi resale value £50 juta lenyap. Di Barca, Rashford sudah cetak tiga gol di La Liga, bantu Xavi bangkit. United, yang tolak tawaran £40 juta dari PSG musim lalu, kini andalkan Matheus Cunha dari Wolves (£62,5 juta) sebagai No.10—tapi Cunha belum adaptasi, nol gol di lima laga. Ceroboh: tak kunci kontrak atau jual saat nilai tinggi.
Kerugian 4: Gagal Rekrut Gelandang Tengah, Baleba Jadi Korban Harga Mahal di MU
Lini tengah United jadi lubang hitam sejak pensiun Casemiro, tapi upaya rebut Carlos Baleba dari Brighton gagal karena harga £60 juta terlalu tinggi. Baleba, 21 tahun Kamerun, punya visi dan tackling sempurna untuk sistem Amorim, dengan 5 assist di Premier League musim lalu. United tawarkan £45 juta, tapi Brighton tolak; kini Baleba jadi starter reguler, nilai naik £10 juta. Alternatif seperti Lucien Agoume dari Sevilla atau Kenan Yildiz dari Juventus juga lolos—United pilih Christian Eriksen perpanjang kontrak, tapi ia umur 33 dan lambat. Akibatnya, lini tengah rentan: kalah duel 60% lawan City di Community Shield. Kerugian ini soroti anggaran ketat PSR (Profit and Sustainability Rules)—United habiskan £200 juta tapi tak prioritas posisi krusial. Amorim kesal: “Kami butuh kreator, bukan cuma nama besar.”
Kerugian 5: Overpay MU untuk Bryan Mbeumo dan Diego Leon, Tanpa Dampak Instan
United keluarkan £71 juta untuk Bryan Mbeumo dari Brentford—setelah stand-off negosiasi—tapi Kamerun itu baru satu assist di awal musim, kesulitan lawan pressing tinggi. Mbeumo cetak 20 gol musim lalu, tapi adaptasi lambat seperti Antony dulu (£86 juta flop). Tambah Diego Leon dari Cerro Porteno (£15 juta), bek muda Paraguay yang langsung cedera hamstring—belum debut. Total £86 juta untuk dua pemain ini overpay, karena United buru-buru tutup lubang setelah jual Garnacho. Bandingkan Arsenal yang beli Calafiori £40 juta dan langsung starter. Ini tinggalkan skuad tak seimbang: pertahanan solid dengan Lammens (£25 juta kiper dari Club Brugge), tapi serangan mandul—cuma 4 gol dari 5 laga. Ceroboh: prioritas kuantitas daripada kualitas, bikin Amorim frustrasi di awal proyeknya.
Kesimpulan
Lima kerugian ini—gagal Delap, jual Garnacho murah, Rashford gratis, tak dapat Baleba, dan overpay Mbeumo—buat bursa transfer 2025 jadi bencana bagi Manchester United. Dengan £250 juta terbuang dan posisi mentok di papan tengah, Amorim harus andalkan adaptasi cepat atau musim ini tamat sebelum Natal. Ini bukan akhir, tapi alarm: manajemen ceroboh dalam scouting, negosiasi, dan visi. Fans Setan Merah sabar, tapi tanpa perbaikan Januari, mimpi top four cuma ilusi. Waktu Amorim: bukti atau pergi.How can Grok help?