Florian Wirtz Disebut Sebagai Pemain Yang Suka Flopping. Florian Wirtz lagi jadi buah bibir di media Inggris setelah disebut-sebut sebagai “flop” transfer termahal Liverpool musim panas 2025. Tuduhan ini meledak usai laga imbang 1-1 kontra Burnley pada 21 September 2025, di mana gelandang Jerman itu tampil kurang meyakinkan meski ciptakan dua peluang. Transfernya seharga £116 juta dari Bayer Leverkusen jadi sorotan, terutama karena Arne Slot rotasi ia ke bangku cadangan di derby Merseyside lawan Everton dua hari kemudian. Di tengah Liverpool yang pimpin Premier League dengan rekor tak terkalahkan, kritik ini terasa kontras—Wirtz, yang bantu Leverkusen treble musim lalu, kini dianggap kesulitan adaptasi. Tapi, pemain 22 tahun itu tetap tenang, bilang “No matter what anybody says, I stay cool” di konferensi pers kemarin. Ini bukan cuma soal satu laga, tapi tekanan besar buat bintang muda di Anfield. BERITA BOLA
Siapa Pemain Sepak Bola Florian Wirtz: Florian Wirtz Disebut Sebagai Pemain Yang Suka Flopping
Florian Wirtz lahir di Pulheim, Jerman, pada 3 Mei 2003, dari keluarga sepakbola—ayahnya mantan pemain amatir. Kariernya melejit di akademi Bayer Leverkusen, debut senior pada 2020 di usia 17 tahun, dan langsung jadi bintang dengan visi permainan ala Kevin De Bruyne. Musim 2021-22, ia catatkan 15 gol dan 10 assist di Bundesliga, bantu Leverkusen finis ketiga. Puncaknya musim 2023-24: Wirtz pimpin tim juara Bundesliga pertama kalinya, plus DFB-Pokal dan Supercup—treble domestik di bawah Xabi Alonso. Ia cetak 11 gol dan 12 assist, dapat Ballon d’Or Power Ranking ketiga.
Pada musim panas 2025, Liverpool gaet Wirtz seharga £116 juta—rekor klub untuk gelandang—untuk ganti Alexis Mac Allister yang pindah ke Real Madrid. Dengan tinggi 177 cm, Wirtz serba bisa: kreatif di lini tengah, dribel lincah, dan tajam tembakan jarak jauh. Di timnas Jerman, ia sudah 25 caps, termasuk starter di Euro 2024 di mana ia assist tiga gol. Usia 22 tahun, Wirtz dianggap penerus Toni Kroos—tapi transfer besar ini bikin ekspektasi tinggi, dan start lambatnya di Liverpool jadi bahan gosip.
Kenapa Ia Disebut Sebagai Pemain yang Suka Flopping
Tuduhan “flop” buat Wirtz muncul karena start musim yang lambat di Liverpool, kontras dengan performa briliannya di Leverkusen. Di lima laga awal Premier League, ia cuma cetak satu gol dan dua assist, dengan rating rata-rata 6.8 dari Sofascore—jauh di bawah ekspektasi £116 juta. Laga kontra Burnley jadi puncak: Wirtz ciptakan peluang tapi melewatkan dua tembakan kunci, dan Liverpool kesulitan kuasai lini tengah. Alan Shearer, di Match of the Day, bilang “Wirtz terlihat ragu, seperti belum adaptasi intensitas Inggris.”
Kritik meledak di media: The Sun sebut “Wirtz flop pertama Slot,” soroti dribel gagalnya naik dari 65 persen di Bundesliga jadi 52 persen di Premier League. Di derby Everton, Slot bench ia demi Dominik Szoboszlai, bikin spekulasi rotasi permanen. German media tambah panas: pasca-kalah 2-0 dari Slovakia di kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 5 September, Bild sebut Wirtz “invisible” meski ia main 70 menit. Tuduhan ini mirip kasus Jadon Sancho dulu—transfer mahal tapi kesulitan fisik dan taktik di Inggris. Fans Liverpool di forum The Kop bilang “Wirtz bagus, tapi Premier League beda level—ia butuh waktu, bukan langsung flop.” Secara keseluruhan, ini soal adaptasi: dari gaya posesif Leverkusen ke pressing tinggi Slot, Wirtz masih cari ritme.
Tanggapan Florian Wirtz Atas Perkataan Tersebut
Florian Wirtz tanggapi kritik dengan tenang, tunjukkan mental kuat ala pemain matang. Di konferensi pers 23 September usai latihan, ia bilang, “No matter what anybody says, I stay cool. Saya tahu kemampuan saya, dan ini proses normal.” Ia akui start lambat: “Premier League lebih cepat, tapi saya belajar setiap hari. Arne kasih kepercayaan, dan saya siap kontribusi lebih.” Slot dukung penuh: “Florian tak flop—ia ciptakan lima peluang lawan Atletico di UCL, itu kelasnya.”
Wirtz juga bicara soal tekanan: di wawancara Sky Sports, “Saya pindah ke Liverpool karena ambisi, bukan uang. Kritik bikin saya lebih lapar.” Di timnas Jerman, pelatih Julian Nagelsmann bilang, “Florian tak perlu bukti lagi—ia bintang, cuma butuh waktu.” Tanggapan ini dapat pujian fans, yang tweet #StayCoolWirtz trending dengan 20 ribu mention. Ia fokus latihan ekstra: drill passing dengan Szoboszlai dan simulasi pressing. Ini mirip responsnya pasca-cedera ACL 2022—ia balik lebih kuat, cetak 18 gol musim berikutnya. Wirtz tak defensif, malah pakai kritik sebagai bahan bakar.
Kesimpulan: Florian Wirtz Disebut Sebagai Pemain Yang Suka Flopping
Tuduhan “flop” buat Florian Wirtz jadi ujian awal karirnya di Liverpool, tapi tanggapannya tunjukkan ia siap jadi bintang Anfield. Dari Leverkusen juara ke tekanan £116 juta, start lambat ini normal—tapi dengan visi dan mentalnya, Wirtz bakal bangkit. Arne Slot punya alasan yakin: gelandang ini ciptakan peluang terbanyak di tim, meski angka akhir belum meledak. Di tengah Liverpool yang dominan, Wirtz bisa jadi kunci gelar liga dan UCL musim ini. Kritik press Inggris mungkin keras, tapi Wirtz stay cool—dan fans sudah sabar tunggu ledakannya. Musim 2025-26 baru mulai, dan Wirtz siap ubah narasi flop jadi legenda.